Exploring the Ocean of Science

Archive for April, 2010

Pencurian Akses Internet Nirkabel Wi-fi

Bagi masyarakat modern, teknologi Wi-Fi (Wireless-Fidelity) adalah bagian kehidupan sehari-hari. Di kota-kota besar di Indonesia, Wi- Fi tidak hanya merambah perkantoran, juga pusat-pusat perbelanjaan, restoran, kedai kopi, hotel, kampus, dan bahkan perumahan-perumahan. Fungsi utama Wi-Fi adalah akses internet nirkabel.

Survei produsen solusi sekuriti Sophos Plc mengungkap peningkatan ancaman pencurian akses internet nirkabel Wi- Fi. Lebih dari 50% responden survei Sophos mengaku pernah menggunakan jaringan Wi-Fi milik orang lain tanpa izin.

Akses Wi-Fi dapat dengan mudah dicuri apabila jaringan Wi-Fi pada suatu titik akses (hotspot) tidak dilengkapi password. Ketika sebuah hotspot tidak dilengkapi password, pengguna notebook dengan mudah memasuki jaringan dan mengakses internet secara gratis.

”Banyak orang tidak merasa berdosa ketika mencuri akses Wi-Fi.Namun, pencurian akses Wi-Fi sesungguhnya sangat merugikan pengguna yang sah,” tandas Senior Technology Consultant Sophos Plc Graham Cluley. Cluley menjelaskan, apa- bila seseorang mencuri akses Wi-Fi orang lain, kecepatan akses pengguna yang sah menjadi terpangkas.

Dampak menjadi lebih parah apabila akses Wi-Fi tersebut dikenai kuota download. Pengguna yang sah mungkin berencana memanfaatkan kuota download tersebut dalam waktu satu bulan. Namun, kuota akan habis sebelum waktunya apabila akses Wi-Fi tersebut digunakan secara ilegal oleh orang lain.

Sophos memperingatkan, pengguna Wi-Fi hendaknya mengimplementasikan solusi sekuriti yang tangguh pada jaringan Wi-Fi,antara lain password dan enkripsi. Kehadiran enkripsi mampu mencegah penyadapan komunikasi.

”Tanpa enkripsi komunikasi nirkabel, penjahat cyber dapat dengan mudah memantau aktivitas online pengguna Wi-Fi yang sah. Penjahat bahkan bisa menanam program jahat ke komputer korban untuk mencuri informasi,” tutur Cluley.

Cluley mengungkapkan, pengguna Wi-Fi jarang mengimplementasikan passworddan enkripsi pada jaringan karena mereka kesulitan melakukan set-up. Dalam penilaian Cluley, sebagian besar peralatan Wi-Fi memang tidak memiliki konfigurasi sekuriti default. Untuk mengamankan jaringan Wi-Fi, Sophos merekomendasikan penggunaan sistem enkripsi WPA dan WPA2 yang lebih kuat daripada WEP.

Di samping itu, pengguna juga harus menggunakan password yang kompleks. Password hendaknya tidak dibuat dari kata-kata yang mudah ditebak atau kata-kata yang tertera di dalam kamus. Para penjebol password kerap menjalankan serangan dictionary attack dengan memanfaatkan program yang mampu mencari kecocokan password korban dengan kata-kata yang ada dalam kamus.

Agar jaringan Wi-Fi tidak memancing pencurian atau penyadapan, pengguna juga dianjurkan untuk tidak melakukan broadcast nama jaringan nirkabel (SSID).Agar jaringan semakin aman, pengguna hendaknya menggunakan pula sistem penyaring MAC Address. Router Wi-Fi dan titik akses umumnya memiliki kemampuan untuk mencegah akses peranti nirkabel yang tidak dikenal.

Proses penyaringan dilakukan dengan membandingkan MAC Address peranti yang mencoba membangun koneksi dengan daftar yang dimiliki router. Sayangnya, fitur penyaringan MAC Address umumnya dimatikan ketika router dipasarkan dari pabrik. Karena itu, pengguna harus mengaktifkan sendiri fitur tersebut dan hanya mengizinkan router menerima MAC Address yang dikenal.

Akan tetapi, prosedur keamanan tersebut tidak 100% ampuh untuk mencegah pencurian dan penyadapan. Sebab, penjahat kelas kakap sudah mampu melakukan cloning MAC Address.

Akibatnya, peranti- peranti ilegal bisa mengakses jaringan karena dianggap sebagai peranti legal. Prosedur lain yang cukup efektif adalah mematikan titik akses ketika tidak digunakan. Proses ini cukup mudah dilakukan secara manual ataupun otomatis.Router Wi-Fi dapat diprogram untuk menutup akses pada jam dan hari tertentu ketika jaringan Wi-Fi tidak digunakan.

sumber : SINDO

Aktivitas dari Cybercrime

Dunia perbankan melalui Internet (ebanking) Indonesia, dikejutkan oleh ulah seseorang bernama Steven Haryanto, seorang hacker dan jurnalis pada majalah  Master Web. Lelaki asal Bandung ini dengan sengaja membuat situs asli tapi palsu layanan Internet banking Bank Central Asia, (BCA). Steven membeli domain-domain dengan nama mirip http://www.klikbca.com (situs asli Internet banking BCA), yaitu domain http://www.klik-bca.com, kilkbca.com, clikbca.com, klickca.com. dan klikbac.com. Isi situs-situs plesetan inipun nyaris sama, kecuali tidak adanya security untuk bertransaksi dan adanya formulir akses (login form) palsu. Jika nasabah BCA salah mengetik situs BCA asli maka nasabah tersebut masuk perangkap situs  plesetan yang dibuat oleh Steven sehingga identitas pengguna (user id) dan nomor identitas personal (PIN) dapat di ketahuinya. Diperkirakan, 130 nasabah BCA tercuri datanya. Menurut pengakuan Steven pada situs bagi para webmaster di Indonesia, www.webmaster.or.id.

Selain carding, masih banyak lagi kejahatan yang memanfaatkan Internet. Tentunya masih hangat dalam pikiran kita saat seorang hacker bernama Dani Hermansyah, pada tanggal 17 April 2004 melakukan deface (Deface disini berarti mengubah atau mengganti tampilan suatu website) dengan mengubah nama-nama partai yang ada dengan nama-nama buah dalam website http://www.kpu.go.id, yang mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemilu yang sedang berlangsung pada saat itu. Dikhawatirkan, selain nama–nama partai yang diubah bukan tidak mungkin angka-angka jumlah pemilih yang masuk di sana menjadi tidak aman dan dapat diubah, padahal dana yang dikeluarkan untuk sistem teknologi informasi yang digunakan oleh KPU sangat besar sekali.

Khusus kasus Bank DKI Cabang Pembantu Tebet, di mana salah seorang asisten  pelayanan nasabah yang bernama Dwi Norman melakukan pemindah bukuan (transfer) dana sebesar 3,5 Miliyar dari rekening antar kantor fiktif ke rekening pasif,  uang itu kemudian diambil melalui kliring maupun tunai atau ATM.  Pembobolan tersebut dilakukan dengan menggunakan password  Kepala Bank DKI Cabang Pembantu Tebet. Proses penyelesaian hukumnya pun hingga kini masih ditangani oleh Kejaksaan Tinggi DKI sementara tersangka Dwi Norman hingga kini masih menjadi buronan polisi.

Teknik lain adalah yang memanfaatkan celah sistem keamanan server alias hole Cross Server Scripting (XXS) yang ada pada suatu situs. XXS adalah kelemahan aplikasi di server yang memungkinkan  user atau pengguna menyisipkan baris- baris perintah lainnya. Biasanya perintah yang disisipkan adalah Javascript sebagai jebakan, sehingga pembuat hole bisa mendapatkan informasi data pengunjung lain yang berinteraksi di situs tersebut.

Makin terkenal sebuah website yang mereka deface, makin tinggi rasa kebanggaan yang didapat.

Sumber : http://blog.unila.ac.id/

Sistem Perekonomian

Istilah “sistem” berasal dari perkataan “systema” (bahasa Yunani), yang dapat  diartikan sebagai: keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian.  Sedangkan system perekonomian dapat diartikan suatu system yang mencakup seluruh proses dan kegiatan masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup atau mencapai kemakmuran.

Bentuk – bentuk Sistem ekonomi:

  1. Sistem Perekonomian Kapitalisme
    Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi baang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.           Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
  2. Sistem Perekonomian Sosialisme
  3. Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya.

    Dalam sistem ekonomi sosialisme atau sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat.

  4. Sistem Perekonomian Komunisme
  5. Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di mana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi, sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan kebersamaan. Namun tujuan sistem komunis tersebut belum pernah sampai ke tahap yang maju, sehingga banyak negara yang meninggalkan sistem komunisme tersebut.

Sumber : http://www.gunadarma.ac.id

Masalah Pokok Ekonomi dan Pengaruh Mekanisme Harga

Masalah Ekonomi Bagi Produsen

Masalah pokoknya adalah masa kelangkaan atau  kekurangan  sebagai akibat dari  ketidak  seimbangnya  antara  kebutuhan  masyarakat  yang  relatif  tidak  terbatas dengan  faktor-faktor produksi yang  tersedia dalam masyarakat yang  relatif  terbatas.

Kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat modern meliputi berbagai  jenis kegiatan produksi, konsumsi dan perdagangan.

  1. Menentukan barang dan jasa yang harus diproduksi (what to produce) ,Karena sumber daya terbatas sementara kebutuhan tidak terbatas, maka tidak semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat  dapat diproduksi. Suatu masyarakat ekonomi harus menentukan barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi, barang dan jasa mana yang akan diprioritaskan, barang dan jasa apa yang akan diproduksi kemudian, serta barang dan jasa apa yang tidak dapat diproduksi. Ini merupakan masalah bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada (sumber daya alam, manusia, dan modal) ke dalam berbagai sektor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
  2. Menentukan cara barang diproduksi (how to produce)
    Metode produksi atau teknologi mana yang akan digunakan ? Di sini, diperlukan penggunaan metode produksi atau teknologi yang paling efisien, artinya yang dapat menghasilkan suatu barang dan jasa dengan pengorbanan (atau biaya) yang paling rendah. Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai faktor penting dalam proses produksi. Namun, masih banyak faktor penting yang harus dipertimbangkan, seperti skala produksi, kemampuan manajerial, iklim, kemampuan finansial, dan sikap mental.
  3. Menentukan untuk siapa barang-barang diproduksi (to whom) ,
    Salah ekonomi tentang bagaimana hasil produksi dibagikan adalah masalah tentang keadilan dan pemerataan distribusi. Bagaimana memberi balas jasa atas warga yang bekerja lebih banyak daripada yang lainnya.Masalah distribusi juga terkat dengan pertanyaan bagaimana memberi jaminan kepada sebagian warga yang mendapatkan hasil produksi di dalam ekonomi, sekalipun tidak ikut berproduksi seperti anak-anak sekolah dan orang tua jompo. Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat yang bersangkutan. Bagi masyarakat egaliter, keadilan berarti setiap individu berhak mendapatkan barang dan jasa secara adil dalam jumlah yang sama, tetapi bagi masyarakat utilitarian yang dimaksud dengan  adil adalah pembagian barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan masing-masing .

Masalah Ekonomi Bagi Konsumen

Kebutuhan hidup manusia itu banyak sekali dan beraneka ragam, sedangkan barang dan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan sangat terbatas. Kenyataan inilah yang menjadi inti masalah ekonomi. Masalah ekonomi dihadapi oleh umat manusia, apakah mereka sebagai perseorangan, keluarga, perusahaan, atau negara.

Pokok persoalannya adalah: bagaimanakah dengan sumber-sumber yang terbatas, manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam.
Sumber : http://www.gunadarma.ac.id