Pencurian Akses Internet Nirkabel Wi-fi
Bagi masyarakat modern, teknologi Wi-Fi (Wireless-Fidelity) adalah bagian kehidupan sehari-hari. Di kota-kota besar di Indonesia, Wi- Fi tidak hanya merambah perkantoran, juga pusat-pusat perbelanjaan, restoran, kedai kopi, hotel, kampus, dan bahkan perumahan-perumahan. Fungsi utama Wi-Fi adalah akses internet nirkabel.
Akses Wi-Fi dapat dengan mudah dicuri apabila jaringan Wi-Fi pada suatu titik akses (hotspot) tidak dilengkapi password. Ketika sebuah hotspot tidak dilengkapi password, pengguna notebook dengan mudah memasuki jaringan dan mengakses internet secara gratis.
”Banyak orang tidak merasa berdosa ketika mencuri akses Wi-Fi.Namun, pencurian akses Wi-Fi sesungguhnya sangat merugikan pengguna yang sah,” tandas Senior Technology Consultant Sophos Plc Graham Cluley. Cluley menjelaskan, apa- bila seseorang mencuri akses Wi-Fi orang lain, kecepatan akses pengguna yang sah menjadi terpangkas.
Dampak menjadi lebih parah apabila akses Wi-Fi tersebut dikenai kuota download. Pengguna yang sah mungkin berencana memanfaatkan kuota download tersebut dalam waktu satu bulan. Namun, kuota akan habis sebelum waktunya apabila akses Wi-Fi tersebut digunakan secara ilegal oleh orang lain.
Sophos memperingatkan, pengguna Wi-Fi hendaknya mengimplementasikan solusi sekuriti yang tangguh pada jaringan Wi-Fi,antara lain password dan enkripsi. Kehadiran enkripsi mampu mencegah penyadapan komunikasi.
”Tanpa enkripsi komunikasi nirkabel, penjahat cyber dapat dengan mudah memantau aktivitas online pengguna Wi-Fi yang sah. Penjahat bahkan bisa menanam program jahat ke komputer korban untuk mencuri informasi,” tutur Cluley.
Cluley mengungkapkan, pengguna Wi-Fi jarang mengimplementasikan passworddan enkripsi pada jaringan karena mereka kesulitan melakukan set-up. Dalam penilaian Cluley, sebagian besar peralatan Wi-Fi memang tidak memiliki konfigurasi sekuriti default. Untuk mengamankan jaringan Wi-Fi, Sophos merekomendasikan penggunaan sistem enkripsi WPA dan WPA2 yang lebih kuat daripada WEP.
Di samping itu, pengguna juga harus menggunakan password yang kompleks. Password hendaknya tidak dibuat dari kata-kata yang mudah ditebak atau kata-kata yang tertera di dalam kamus. Para penjebol password kerap menjalankan serangan dictionary attack dengan memanfaatkan program yang mampu mencari kecocokan password korban dengan kata-kata yang ada dalam kamus.
Agar jaringan Wi-Fi tidak memancing pencurian atau penyadapan, pengguna juga dianjurkan untuk tidak melakukan broadcast nama jaringan nirkabel (SSID).Agar jaringan semakin aman, pengguna hendaknya menggunakan pula sistem penyaring MAC Address. Router Wi-Fi dan titik akses umumnya memiliki kemampuan untuk mencegah akses peranti nirkabel yang tidak dikenal.
Proses penyaringan dilakukan dengan membandingkan MAC Address peranti yang mencoba membangun koneksi dengan daftar yang dimiliki router. Sayangnya, fitur penyaringan MAC Address umumnya dimatikan ketika router dipasarkan dari pabrik. Karena itu, pengguna harus mengaktifkan sendiri fitur tersebut dan hanya mengizinkan router menerima MAC Address yang dikenal.
Akan tetapi, prosedur keamanan tersebut tidak 100% ampuh untuk mencegah pencurian dan penyadapan. Sebab, penjahat kelas kakap sudah mampu melakukan cloning MAC Address.
Akibatnya, peranti- peranti ilegal bisa mengakses jaringan karena dianggap sebagai peranti legal. Prosedur lain yang cukup efektif adalah mematikan titik akses ketika tidak digunakan. Proses ini cukup mudah dilakukan secara manual ataupun otomatis.Router Wi-Fi dapat diprogram untuk menutup akses pada jam dan hari tertentu ketika jaringan Wi-Fi tidak digunakan.
sumber : SINDO